
Penulis: Kaleksanan Ilham Hakqi Massani
Kediri, 9 Desember 2025 – Pondok Pesantren Mazroa'tul Lughoh kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengirimkan perwakilan tenaga pengajarnya dalam agenda Pelatihan Digitalisasi. Kegiatan yang mengusung tema "Literasi Digital dan Media Digital Pembelajaran Interaktif" ini diselenggarakan di Aula MA Sejahtera, Kediri, dan melibatkan berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Islam Sejahtera.
Peserta pelatihan ini meliputi tenaga pengajar dari MA Sejahtera, MTS Sejahtera, SMP Islam Sejahtera Badas, SD BPPI Cokroaminoto, serta perwakilan dari Pondok Pesantren Mazroa'tul Lughoh.Adapun delegasi ustadz dan ustadzah yang mewakili Pondok Pesantren Mazroa'tul Lughoh adalah:
- Ustadz Kaleksanan Ilham Hakqi Massani
- Ustadzah Ummi Salmaa Fitriyani
- Ustadzah Saniya Salmaa Fitriyani
- Ustadzah Nur Aini Putri Wulandari
Acara diawali dengan pembukaan oleh Ibu Ulfa, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari K.H. Moh. Qomar, M.Pd.I. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan poin penting mengenai urgensi digitalisasi dalam dunia pendidikan. Menurut beliau, adaptasi terhadap teknologi pembelajaran sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan zaman.Selain itu, K.H. Moh. Qomar juga menyampaikan apresiasinya kepada pemateri, Bapak Imamul Baihaki, S.Kom. Beliau menyebutkan adanya kedekatan emosional karena pemateri merupakan bagian dari keluarga besar yayasan, yakni sebagai wali santri dari siswa bernama Aqsha Mumtaz Alfarras yang menempuh pendidikan di SMP Islam Sejahtera.
Materi inti disampaikan oleh Bapak Imamul Baihaki, S.Kom. yang memaparkan alasan mendasar mengapa pendidikan saat ini harus berbasis digital. Beliau menjelaskan bahwa era digital membuka akses informasi yang luas, peluang peningkatan keterampilan kerja, serta ruang untuk kreativitas dan inovasi.Terkait maraknya penggunaan Artificial Intelligence (AI), Bapak Imamul Baihaki menegaskan bahwa AI berfungsi sebagai alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan bukan untuk menggantikan peran guru. Beliau memaparkan berbagai manfaat AI, mulai dari membantu guru dalam penilaian, membuka peluang karir, hingga menangkal berita hoaks.Para peserta diperkenalkan dengan berbagai perangkat lunak (software) dan tools berbasis AI untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, antara lain: Media Pembelajaran Interaktif: Wooclap (kuis interaktif), Flip Pdf Professional, dan Spinner Nama. Tools AI untuk Guru: Chat GPT, Gemini, Gamma App (untuk presentasi), Wayground (untuk membuat bahan ajar dan soal yang kontekstual), serta Rakkotools (untuk pembagian kelompok otomatis).
Selain aspek teknis, pemateri juga memberikan perhatian khusus pada etika digital. Dalam sesi tanya jawab mengenai cara agar siswa tidak menggunakan AI secara mentah-mentah, Bapak Imamul menjelaskan perlunya penanaman pemahaman etika digital kepada siswa.Beliau memaparkan bahwa siswa harus diajarkan untuk menjadi warganet yang bertanggung jawab dengan memperhatikan aspek privasi, akurasi, dan hak properti (mencantumkan sumber). Hal ini penting mengingat keterbatasan database pada beberapa layanan AI, sehingga hasil yang diperoleh tidak boleh diterima begitu saja tanpa verifikasi.Kesan Peserta
Pelatihan ini memberikan wawasan baru bagi para delegasi Pondok Pesantren Mazroa'tul Lughoh.Ustadzah Ummi Salmaa Fitriyani menyampaikan kesannya bahwa seminar ini sangat menarik.
"Memberikan banyak ilmu baru mengenai digitalisasi yang ternyata tidak serumit yang kita pikirkan. Hanya perlu pembiasaan dan banyak latihan," ujarnya.
Sementara itu, Ustadzah Saniya Salmaa Fitriyani menambahkan bahwa materi yang disampaikan memberikan wawasan luas tentang aplikasi AI.
"Ini dapat membantu kita untuk membuat referensi tugas kuliah dan tugas lainnya, serta menjadikan saya lebih tahu manfaat dari teknologi AI yang lebih mendalam lagi," ungkapnya.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para asatidz PP Mazroa'tul Lughoh mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran secara bijak dan efektif. Sinergi antara kemajuan teknologi digital dan nilai-nilai luhur pesantren ini diharapkan dapat mencetak generasi santri yang tidak hanya 'melek' teknologi, namun juga memiliki fondasi etika yang kuat dalam memanfaatkannya, sesuai dengan kaidah-kaidah keislaman




