-
19 November 2025 7:07 pm

Bakti Sosial Peringatan Hari Santri 2025

Bakti Sosial Peringatan Hari Santri 2025
Penulis : Kaleksanan Ilham Hakqi Massani

Pesantren PP. Mazroatul Lughoh kembali menegaskan peran pendidikan karakter melalui pelaksanaan Bakti Sosial Hari Santri Nasional: Kebaktian Santri Untuk Negeri tahun akademik 2025/2026. Kegiatan ini dirancang sebagai perwujudan integrasi antara penguatan keimanan, pembelajaran akhlak, disiplin, dan kepedulian sosial, sehingga pembelajaran di pesantren tidak hanya bersifat teoretis tetapi juga aplikatif di lapangan. Melalui aksi bersih-bersih mushola di area Pare dan Badas, para santri dilatih inisiatif, kerja sama tim, serta tanggung jawab kolektif yang berdampak langsung pada kenyamanan jamaah.



-

-

-

Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Oktober 2026, mulai pukul 07.30 hingga 10.00 dengan titik-titik kerja yang telah dibagi ke dalam sepuluh lokasi mushola dan masjid di sekitar Tulungrejo, Bringin, Pandan, Sumbersuko, dan sekitarnya. Sebelum bergerak, panitia mengadakan briefing dan pembagian alat, kemudian pemberangkatan menggunakan tiga mobil menuju lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Pelaksanaan pembersihan berlangsung intensif selama dua jam, diakhiri dengan sesi pamitan dan dokumentasi foto bersama.

Peserta kegiatan adalah seluruh santri PP. Mazroatul Lughoh yang dibagi menjadi kelompok-kelompok kerja, didampingi oleh pengajar pondok serta perwakilan MA Sejahtera, SMP Islam Sejahtera, dan MTS Al-Quran Sejahtera. Kehadiran pendamping bertujuan memastikan pembinaan, pengawasan, dan transfer keterampilan manajerial sederhana seperti pembagian tugas, pengelolaan peralatan, serta etika interaksi dengan takmir dan jamaah setempat. Interaksi ini sekaligus memperkuat ukhuwah islamiyah dan membangun jaringan sosial antara pesantren dan komunitas lokal.

Dari sisi tujuan, kegiatan berhasil menegaskan beberapa capaian penting: menumbuhkan semangat pengabdian santri, meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan fasilitas ibadah, mempererat hubungan antara santri, takmir, dan jamaah, menghidupkan kembali nilai disiplin dan kerja sama, serta memberi pengalaman praktik pelayanan publik yang aplikatif. Dampak langsung terlihat pada kondisi mushola yang lebih rapi dan pada meningkatnya kesadaran kolektif santri terhadap pentingnya merawat fasilitas ibadah di lingkungan mereka.

Evaluasi pasca-kegiatan mengidentifikasi sejumlah temuan yang perlu ditindaklanjuti untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ke depan. Masalah koordinasi antar sekolah, guru, PPL, dan pondok yang masih dilakukan lewat saluran umum menyebabkan informasi tidak merata; rekomendasinya adalah pembentukan grup komunikasi resmi per kegiatan dengan peran admin dan panduan format laporan. Inventaris peralatan yang banyak tidak kembali menuntut penerapan form serah-terima tertulis, penomoran inventaris, dan penunjukan penanggung jawab per item. Selain itu, tingginya angka santri putra yang sakit mengungkap kebutuhan protokol kesehatan pra-kegiatan, daftar cadangan peserta, serta penunjukan medic lapangan dan kotak P3K. Temuan teknis lain meliputi alokasi anggaran yang terpakai untuk pengganti peralatan akibat tidak adanya pos cadangan, kurangnya koordinasi dokumentasi sehingga banner acara tidak konsisten dalam foto, ketiadaan bahan pembersih khusus seperti HCL untuk noda tertentu, serta tidak dibagikannya lokasi kerja secara terstandar yang menyebabkan keterlambatan.

Rekomendasi konkret meliputi pembuatan pos cadangan darurat, kebijakan penggantian oleh peminjam, penempatan posisi banner dalam rundown, briefing khusus tim dokumentasi, daftar bahan pembersih berdasarkan tipe permukaan beserta pelatihan aman penggunaannya, serta kewajiban pengiriman link peta 48 jam sebelum kegiatan. Sebagai langkah strategis jangka panjang, panitia merekomendasikan integrasi kegiatan bakti sosial ke dalam kurikulum pembinaan, penyusunan timeline perencanaan minimal empat minggu, checklist pra-kegiatan, pelatihan dokumentasi dan manajemen acara untuk santri, serta mekanisme monitoring dan evaluasi yang jelas. Pengembangan modul pembelajaran berbasis praktik dan pedoman replikasi kegiatan di lingkungan lain diharapkan mempercepat penyebaran budaya gotong royong dan merawat fasilitas ibadah di tingkat masyarakat.

Secara keseluruhan, Bakti Sosial Hari Santri Nasional ini menegaskan bahwa kegiatan pelayanan publik bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan wahana pembelajaran terapan yang membentuk karakter dan kapasitas organisasi santri. Dengan perbaikan perencanaan, logistik, dokumentasi, dan protokol kesehatan, kegiatan serupa ke depan berpotensi menjadi model pembelajaran berkelanjutan yang memberi manfaat luas bagi pesantren dan komunitas lokal.
Blog Post Lainnya
Ikuti Kami
Hubungi Kami
+62 856-4822-3488
+62 856-4822-3488
ponpesmazroatullughoh@gmail.com
Alamat Kami
-
@2025 mazroatullughoh Inc.