
Penulis : Siti Lukluk Wakhidatul Islakhiyah
Kegiatan Masa Ta’aruf Santri Baru (Matsaba) Pondok Pesantren Mazroatul Lughoh untuk Tahun Ajaran 2025/2026 dilaksanakan pada tanggal 14–15 Juli 2025 di lingkungan pondok dengan kehadiran seluruh pengurus, ustadz/ustadzah, panitia pelaksana, serta 30 santri baru yang terbagi pada jenjang kelas 7 sebanyak 14 peserta dan kelas 10 sebanyak 16 peserta.
Pelaksanaan acara berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam program kerja tahunan pondok dan berdasarkan arahan pengasuh pondok serta hasil musyawarah panitia pelaksana. Seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk memberikan pengenalan menyeluruh terhadap tata kehidupan pesantren sekaligus membangun fondasi karakter dan kedisiplinan bagi santri baru.
Rangkaian kegiatan Matsaba mencakup pengenalan tata tertib pondok, pemaparan visi-misi pondok, pelatihan dasar kedisiplinan, kegiatan keagamaan termasuk wirid dan pemahaman tata ibadah, serta sesi motivasi dan pembinaan karakter. Setiap sesi dipandu oleh pengurus dan ustadz/ustadzah yang berpengalaman, dengan dukungan santri senior sebagai panitia teknis. Fokus kegiatan diarahkan untuk membentuk akhlak mulia, tanggung jawab sosial, dan kesiapan santri mengikuti seluruh kegiatan kepesantrenan dengan sikap aktif dan bertanggung jawab.
Tujuan kegiatan Matsaba ditegaskan untuk: memperkenalkan sistem kehidupan dan pembelajaran di pondok pesantren kepada santri baru; menumbuhkan rasa kebersamaan, solidaritas, dan ukhuwah islamiyah antar-santri; membentuk karakter disiplin serta bertanggung jawab; memberikan motivasi awal untuk semangat belajar dan beribadah; serta menanamkan nilai-nilai dasar kepesantrenan sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari di pondok. Pelaksanaan tujuan tersebut diukur melalui partisipasi aktif peserta, kepatuhan terhadap tata tertib, dan keterlibatan dalam kegiatan keagamaan yang dijadwalkan.
Susunan panitia Matsaba ditetapkan untuk memastikan kelancaran teknis dan administratif acara: Penanggung jawab Ustadz Aam; Ketua Ms Luluk; Sekretaris Ms Shofi; Bendahara Ms Lala; Sie Acara dipimpin Ms Nisa dengan dukungan Mr Zaki dan Ms Saniya; Sie Konsumsi Ms Muna, Ms Abel, Ms Lilik; Sie Dokumentasi Ms Aini; serta Sie Perlengkapan terdiri dari Mr Kalek, Ms Salma, dan Mr Alwan.
Pembagian tugas dijalankan dengan pembekalan singkat sebelum pelaksanaan sehingga setiap seksi memahami tanggung jawabnya dalam menyambut dan membina santri baru. Dari evaluasi pelaksanaan muncul beberapa catatan penting untuk perbaikan: pertama, Pak Sugeng tidak melaksanakan pelatihan teknis terkait pemakaian atribut santri (seperti nata baju) dan materi praktis lainnya sehingga ada beberapa materi yang tidak tersampaikan penuh; kedua, beberapa sesi mengalami kurang persiapan menjelang waktu mulai sehingga penyampaian materi menjadi terpotong atau kurang optimal; ketiga, pemasangan banner oleh seksi perlengkapan terlambat sehingga pagi hari panitia mengalami kepanikan dan penyesuaian mendadak; keempat, pengambilan banner sebaiknya tidak dilakukan mepet waktu operasional repro karena sempat terhambat saat gerbang sudah ditutup; kelima, komunikasi antara pihak pondok dan pihak madrasah terkait integrasi kegiatan Matsaba dan Matsama masih perlu ditingkatkan.
Berdasarkan catatan evaluasi, panitia merekomendasikan beberapa langkah perbaikan untuk kegiatan mendatang: menyusun timeline persiapan yang lebih rinci dan disiplin dengan tenggat pekerjaan yang jelas; menyediakan stok cadangan perlengkapan dan cadangan konsumsi untuk mengantisipasi kebutuhan mendadak; memperbaiki koordinasi lintas unit antara pondok dan sekolah agar kegiatan terintegrasi secara operasional dan kurikuler; serta melibatkan santri senior lebih intensif dalam pelatihan teknis dan pendampingan agar transfer keterampilan lebih efektif dan efisien.
Rekomendasi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas orientasi sekaligus menjaga kelancaran logistik dan komunikasi pada masa-masa berikutnya. Secara keseluruhan, Matsaba 14–15 Juli 2025 berhasil mencapai tujuan pengenalan dan pembentukan dasar karakter santri baru meskipun masih terdapat sejumlah kekurangan teknis yang perlu diperbaiki. Keberhasilan acara terlihat dari antusiasme peserta, keterlibatan aktif panitia, serta tersedianya kerangka pembinaan lanjutan yang menghubungkan program akselerasi pondok dengan jalur pendidikan formal. Dengan tindak lanjut atas rekomendasi yang tercatat, diharapkan penyelenggaraan Matsaba selanjutnya akan semakin tertata, aman, dan efektif dalam membentuk generasi santri yang berakhlak, disiplin, dan siap berkontribusi di lingkungan pondok maupun masyarakat.






